Kamis, 10 Mei 2012

Mengatasi Kesulitan dan Masalah Siswa

-->

Perencanaan Individual

Masalah : kegelisahan siswa dalam menyikapi masa depan dan prestasi belajar

Sering kali masalah yang mungkin timbul pada diri siswa-siswi yang duduk di bangku sekolah adalah perencaan masa depan. Mereka kadang bimbang akan masa depannya hingga menimbulkan kegelisahan yang berakibat negatif pada proses belajar atau prestasi belajarnya. Sulitnya menentukan hal yang akan ditempuh atau dituju pada masa depan merupakan factor esensial penyebab timbulnya kegelisahan pada diri mereka. Disinilah peran kita sebagai konselor  agar kegelisahan mereka tidak berdampak pada pola pikirnya. Bagus bagi mereka yang bisa mengarahkan kegelisahan kearah yang positif dengan terus bekerja keras mencari masa depannya, tapi bagaimana bagi mereka yang tidak bisa mengarahkan kegelisahannya ke arah yang baik. Siswa seperti itu yang harus kita perhatikan, jangan sampai ketidakmampuan mereka dalam merencanakan masa depan dapat berdampak positif terhadap karir dia sendiri. Banyak fakta yang sering kita temukan baik di SMP ataupun SMA. Jika di SMP mungkin memangleih sedikit ditemukan masalah tersebut bila dibandingkan dengan keadaan siswa SMA. Kebanyakan siswa SMA bingung dalam menuntukan jurusan apa yang akan mereka ambil, apakah IPA, IPS, atau Bahasa. Lebih jauh dari itu mereka juga harus mulai memikirkan jurusan apa yang akan mereka ambil di perguruan tinggi kelak, atau akan langsung bekerja. Kadang mereka juga memikirkan hambatan-hambatan yang mungkin bisa menghambat masa depan seperti Ujian Nasional (UN). Hal-hal seperti ini juga yang pernah dialami oleh saya sendiri dan teman-teman sejawat pernah saya tanya. Seperti kutipan artikel dibawah ini.
" Mendekati Ujian Nasional (UN), ribuan siswa di sejumlah daerah di Indonesia, dihinggapi rasa cemas dan takut tak lulus UN. Seperti yang terjadi di SMA 1 Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/3), sejumlah siswa , menangis, bahkan pingsan, mereka khawatir, tidak lulus UN, yang akan digelar Senin lusa. Untuk memperkuat mental jelang UN, mereka menggelar zikir dan doa bersama.

Berbalik halnya dengan para siswa di SMA 1 Watampone Bone, Sulawesi Selatan . Sejumlah siswa menangis bahkan pingsan karna merasa cemas dan takut tidak lulus ujian, siswa –siswa tersebut dapat kita golongkan kedalam Kecemasan Berat bahkan serangan Panik, karna mereka tidak dapat mengendalikan emosi mereka”.

Dari contoh kasus diatas kita dapat menyimpulkan bahwa setiap individu memiliki memiliki tingkat kecemasan yang berbeda-beda, ada yang dapat mengontrol rasa cemasnya, namun ada yang sampai kehilangan kendali. Semuanya bisa disebabkan oleh beberapa factor baik internal maupun eksternal. Factor internal seperti, kesiapa individu merespon kecemasan yang datang dapat membantunya menghadapi tekanan-tekanan yang datang dari luar, dan tekan –tekanan yang terlalu keras dari luar diri individu seperti tuntutan orang tua atau lingkungan dapat juga meruntuhkan kesiapan yang ada dalam diri individu sehingga dapat meningkatkan tingkat kecemasan mereka, dari kecemasan ringan karna factor eksternal bisa menjadi kecemasan berat.

            Beberapa waktu yang lalu RR. Ardiningtyas Pitaloka, M. Psi., psikolog bidang sosial dari Universitas Indonesia membuat pernyataan bahwa “Remaja selalu dalam kecemasan”.Hal yang serupa pernah pula diungkapkan oleh Jeffrey Jensen Arnett, Ph.D Profesor Riset di Departemen Psikologi di Universitas Clark di Worcester, MA, dimana pada masa remaja itu terdapat beberapa tantangan yang setiap hari harus dihadapinya. Mulai dari konflik dengan orang tua, perubahan mood yang cepat, dan perilaku-perilaku yang beresikoPenting untuk diketahui bahwa menurut Vasey dan Daleiden kecemasan itu berada pada pikiran seseorang, dimana seseorang tersebut biasanya selalu melihat ketidakberhasilan akan usaha yang dilakukannya. Selain itu orang tersebut menganggap dirinya mempunyai “madesu” alias masa depan suram. Orang seperti ini sering membayangkan ketidakjelasan hasil pada masa depan.

Apa yang harus dilakukan remaja dalam mengelola kecemasan?
    1.  Dalam menghadapi suatu ketidakpastian remaja sebaiknya menghadapinya    dengan lebih. Maksudnya adalah remaja harus lebih bersabar, berusaha mencari alternatif – alternatif, kemungkinan – kemungkinan atau peluang yang ada, dan berfikir positif. Hal ini dikarenakan jika remaja tidak bersikap toleran terhadap ketidak pastian pemikirannya akan terpengaruh. Lebih jauh akan berakibat pada emosi dan perilaku.

   2. Remaja harus meyakini bahwa perasaan cemas itu akan membawa seseorang      kepada hasil yang positif seperti solusi yang lebih baik dari suatu masalah, meningkatkan motivasi pemecahan masalah, dan mencegah juga meminimalisir hasil negatif. Dengan keyakinan ini ternyata akan membantu remaja dalam menghadapi rasa katakutan dan kegelisahan. Ini berdasarkan penelitian lho.

   3. Selanjutnya, dalam menghadapi suatu masalah, seyogyanya remaja selalu berorientasi pada hal - hal positif. Mengapa demikian? Karena jika seorang remaja berorientasi negatif terhadap suatu masalah maka akan selalu berfikir bahwa masalah adalah suatu ancaman, memandangnya sebagai sesuatu yang tidak dapat dipecahkan, serta meragukan kemampuan diri dalam menyelesaikan masalah. Lebih jauh lagi menjadi merasa frustrasi ketika masalah muncul dan akan sangat terganggu ketika suatu masalah muncul. Silahkan para remaja mau pilih yang mana mau positif thinking atau negative thinking terhadap suatu masalah.


Nah, bagaimana tugas konselor agar bisa mengatasi masalah diatas atau setidaknya memberikan gambaran yang jelas terhadap masa depan mereka. Salah satu metode yang cocok untuk mengatasi masalah diatas yaitu Perencanaan Individual. Perencanaan individual dapat diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar mampu merumuskan dan melakukan segala aktivitas yang berkaitan dalam perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman dari konseli, ketepatan analisis konselor, serta penyediaan informasi yang akurat amat diperlukan sehingga konseli mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat didalam mengembangkan potensinya secara optimal. Jangan sampai keputusan yang diambil konseli ternyata tidak sesuai dengan potensinya sehingga menimbulkan masalah baru bagi dirinya dikemudian hari. Tujuan dari perencanaan individual yaitu untuk membantu konseli agar :

1.      memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannnya
2.      mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya.
3.      dapat melaksanakan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yng telah dirumuskan sebelumnya.

Contoh riil yang bisa kita terapkan untuk pelayanan atau metode ini adalah :



Ø  Konseli siswa SMP

Untuk siswa SMP memang tidak akan serumit siswa SMA, biasanya masalah yang timbul pasti masih disekitar pemanfaatan keterampilan belajar, memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat, atau memahami nilai belajar. Untuk menghadapi masalah seperti ini dapat dilakukan beberapa upaya atau beberapa tindakan yang sifatnya membimbing.
1.      menyuruh siswa untuk menuliskan nilai raport terakhir yang masih belum memuaskan.
2.      Siswa menuliskan target yang akan dicapai untuk nilai pelajaran yang masih belum memuaskan.
3.      siswa menuliskan masalah apa saja yang sering menggangu proses belajar.
4.      siswa menuliskan berapa jam dia belajar dalam sehari atau seminggu.
5.      memberikan pertanyaan berupa
Pilih pernyataan yang anda lebih senangi [jujur]:
a.       target tercapai dengan belajar yang sesungguhnya
b.      target tercapai dengan belajar yang seadanya
c.       target tercapai dengan tidak belajar

a.       belajar berkelompok
b.      belajar sendiri
c.       tidak belajar

a.       belajar sesungguhnya target belum tercapai
b.      belajar seadanya target tercapai

dengan langkah dan pertanyaan tersebut kita bisa menganalisis tipe-tipe siswa yang ada disuatu kelas SMP. Lalu memberikan analisis yang dibuat kepada siswa agar siswa mengetahui bagaimana kepribadian mereka masing-masing. Misalnya sebagai contoh ada siswa yang memberikan jawaban a, b, b . ini dapat diartikan bahwa siswa tersebut memiliki tujuan yang baik tetapi siswa tersebut belum memiliki pemahaman terhadap nilai belajar dan sifatnya cenderung tidak konsisten lalu kepribadiannya cenderung ambisius karena lebih mementingkan hasil dari pada proses. Anak seperti sangat rentan terhadap emosi apabila target dia tidak tercapai. Bila siswa seperti ini tidak diberi pemahaman terhadap nilai belajar maka sangat mungkin hal itu dapat menjadi hambatan buat masa depannya. Dan jawaban lain pun dapat kita analisis se objektif mungkin.

Ø  Konseli Siswa SMA

Masalah yang biasa timbul pada siswa adalah penentuan jurusan, baik itu jurusan di SMA yaitu IPA/IPS/Bahasa, maupun jurusan untuk jenjang perguruan tinggi. Biasanya siswa masih bingung terhadap bakat yang mereka miliki lalu jurusan apa yang sesuai dengan karakternya. Jika ini terus dibiarkan maka akan timbul rasa kegelisahan pada diri mereka, ini tentu tidak baik bagi proses pembelajaran yang sedang berlangsung karena tentunya mereka tidak akan focus terhadap aktivitas apa yang sedang dilakukan. Untuk mencarikan solusi terhadap masalah ini maka bisa dilakukan beberapa cara/langkah misalnya :
1.      menyuruh siswa menuliskan sifat baik dan buruknya
2.      siswa menuliskan kelebihan dan kelemahan mereka di bidang pelajaran
3.      tukarkan apa yang mereka tulis dengan teman terdekatnya
4.      menyuruh siswa untuk mengecek/mengoreksi/menambahkan apa yang telah teman mereka catat.

Dengan penilaian teman dekatnya biasanya siswa lebih dipercayai dibandingkan dirinya sendiri maupun guru. Karena dalam sehari-hari aktivitas dari siswa memang tidak terlalu jauh dengan temannya. Dengan demikian mereka akan mengetahui sifat atau karakter pribadinya lalu kelemahan dan kelebihan dirinya. Setelah itu tugas kita adalah menyesuaikan karakter dan kelebihan mereka dengan jurusan yang akan ditempuh. Maka mereka mempunyai sedikit gambaran terhadap jurusan apa yang akan mereka ambil.

            Pada intinya focus pengembangan perencanaan individual itu adalah hal-hal yang berkaitan dengan aspek akademik, peluang karir, dan social-pribadi. Maka masalah yang dikemukakan diatas sangat cocok untuk menerapkan program perencanaan individual agar si konseli dapat meningkatkan atau mengembangkan potensi pribadinya serta ditunjang dengan kemantapan minat dan ketepatan perencanaan.

    









DAFTAR PUSTAKA


http://alirsyadpwt.com/content/remaja-selalu-cemas



0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Fery Ferdiansyah, lahir di Bandung 16 Agustus 1992. Anak pertama dari tiga bersaudara, saat ini adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung.