-->
Perencanaan Individual
Masalah : kegelisahan siswa dalam menyikapi masa depan dan prestasi
belajar
Sering kali masalah yang mungkin timbul pada diri siswa-siswi yang
duduk di bangku sekolah adalah perencaan masa depan. Mereka kadang bimbang akan
masa depannya hingga menimbulkan kegelisahan yang berakibat negatif pada proses
belajar atau prestasi belajarnya. Sulitnya menentukan hal yang akan ditempuh
atau dituju pada masa depan merupakan factor esensial penyebab timbulnya
kegelisahan pada diri mereka. Disinilah peran kita sebagai konselor agar kegelisahan mereka tidak berdampak pada
pola pikirnya. Bagus bagi mereka yang bisa mengarahkan kegelisahan kearah yang
positif dengan terus bekerja keras mencari masa depannya, tapi bagaimana bagi
mereka yang tidak bisa mengarahkan kegelisahannya ke arah yang baik. Siswa
seperti itu yang harus kita perhatikan, jangan sampai ketidakmampuan mereka
dalam merencanakan masa depan dapat berdampak positif terhadap karir dia
sendiri. Banyak fakta yang sering kita temukan baik di SMP ataupun SMA. Jika di
SMP mungkin memangleih sedikit ditemukan masalah tersebut bila dibandingkan
dengan keadaan siswa SMA. Kebanyakan siswa SMA bingung dalam menuntukan jurusan
apa yang akan mereka ambil, apakah IPA, IPS, atau Bahasa. Lebih jauh dari itu
mereka juga harus mulai memikirkan jurusan apa yang akan mereka ambil di
perguruan tinggi kelak, atau akan langsung bekerja. Kadang mereka juga memikirkan hambatan-hambatan
yang mungkin bisa menghambat masa depan seperti Ujian Nasional (UN). Hal-hal seperti ini juga yang pernah dialami oleh saya sendiri dan
teman-teman sejawat pernah saya tanya. Seperti kutipan artikel dibawah ini.
" Mendekati Ujian Nasional (UN), ribuan siswa di
sejumlah daerah di Indonesia, dihinggapi rasa cemas dan takut tak lulus UN.
Seperti yang terjadi di SMA 1 Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/3),
sejumlah siswa , menangis, bahkan pingsan, mereka khawatir, tidak lulus UN,
yang akan digelar Senin lusa. Untuk memperkuat mental jelang UN, mereka
menggelar zikir dan doa bersama.
“Berbalik halnya dengan para siswa di
SMA 1 Watampone Bone, Sulawesi Selatan . Sejumlah siswa menangis bahkan pingsan
karna merasa cemas dan takut tidak lulus ujian, siswa –siswa tersebut dapat
kita golongkan kedalam Kecemasan Berat
bahkan serangan Panik, karna
mereka tidak dapat mengendalikan emosi mereka”.
Dari contoh kasus diatas kita dapat
menyimpulkan bahwa setiap individu memiliki memiliki tingkat kecemasan yang
berbeda-beda, ada yang dapat mengontrol rasa cemasnya, namun ada yang sampai kehilangan
kendali. Semuanya bisa disebabkan oleh beberapa factor baik internal maupun
eksternal. Factor internal seperti, kesiapa individu merespon kecemasan yang
datang dapat membantunya menghadapi tekanan-tekanan yang datang dari luar, dan
tekan –tekanan yang terlalu keras dari luar diri individu seperti tuntutan
orang tua atau lingkungan dapat juga meruntuhkan kesiapan yang ada dalam diri
individu sehingga dapat meningkatkan tingkat kecemasan mereka, dari kecemasan
ringan karna factor eksternal bisa menjadi kecemasan berat.
Beberapa waktu yang lalu RR. Ardiningtyas Pitaloka, M. Psi.,
psikolog bidang sosial dari Universitas Indonesia membuat pernyataan bahwa
“Remaja selalu dalam kecemasan”.Hal yang serupa pernah pula diungkapkan oleh
Jeffrey Jensen Arnett, Ph.D Profesor Riset di Departemen Psikologi di
Universitas Clark di Worcester, MA, dimana pada masa remaja itu terdapat
beberapa tantangan yang setiap hari harus dihadapinya. Mulai dari konflik
dengan orang tua, perubahan mood yang cepat, dan perilaku-perilaku yang
beresikoPenting untuk diketahui bahwa menurut Vasey dan Daleiden kecemasan itu
berada pada pikiran seseorang, dimana seseorang tersebut biasanya selalu
melihat ketidakberhasilan akan usaha yang dilakukannya. Selain itu orang
tersebut menganggap dirinya mempunyai “madesu” alias masa depan suram. Orang
seperti ini sering membayangkan ketidakjelasan hasil pada masa depan.
Apa yang harus
dilakukan remaja dalam mengelola kecemasan?
1. Dalam menghadapi suatu ketidakpastian remaja sebaiknya menghadapinya dengan lebih. Maksudnya adalah remaja harus lebih bersabar, berusaha mencari alternatif – alternatif, kemungkinan – kemungkinan atau peluang yang ada, dan berfikir positif. Hal ini dikarenakan jika remaja tidak bersikap toleran terhadap ketidak pastian pemikirannya akan terpengaruh. Lebih jauh akan berakibat pada emosi dan perilaku.
1. Dalam menghadapi suatu ketidakpastian remaja sebaiknya menghadapinya dengan lebih. Maksudnya adalah remaja harus lebih bersabar, berusaha mencari alternatif – alternatif, kemungkinan – kemungkinan atau peluang yang ada, dan berfikir positif. Hal ini dikarenakan jika remaja tidak bersikap toleran terhadap ketidak pastian pemikirannya akan terpengaruh. Lebih jauh akan berakibat pada emosi dan perilaku.
2. Remaja
harus meyakini bahwa perasaan cemas itu akan membawa seseorang kepada hasil yang positif seperti solusi yang lebih baik dari suatu
masalah, meningkatkan motivasi pemecahan masalah, dan mencegah juga
meminimalisir hasil negatif. Dengan keyakinan ini ternyata akan membantu remaja
dalam menghadapi rasa katakutan dan kegelisahan. Ini berdasarkan penelitian
lho.
3.
Selanjutnya, dalam menghadapi suatu masalah, seyogyanya remaja selalu
berorientasi pada hal - hal positif. Mengapa demikian? Karena jika seorang
remaja berorientasi negatif terhadap suatu masalah maka akan selalu berfikir
bahwa masalah adalah suatu ancaman, memandangnya sebagai sesuatu yang tidak
dapat dipecahkan, serta meragukan kemampuan diri dalam menyelesaikan masalah.
Lebih jauh lagi menjadi merasa frustrasi ketika masalah muncul dan akan sangat
terganggu ketika suatu masalah muncul. Silahkan para remaja mau pilih yang mana
mau positif thinking atau negative thinking terhadap suatu masalah.
Nah, bagaimana tugas konselor agar bisa mengatasi masalah diatas
atau setidaknya memberikan gambaran yang jelas terhadap masa depan mereka.
Salah satu metode yang cocok untuk mengatasi masalah diatas yaitu Perencanaan
Individual. Perencanaan individual dapat diartikan sebagai bantuan kepada
konseli agar mampu merumuskan dan melakukan segala aktivitas yang berkaitan dalam
perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan
dirinya serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di
lingkungannya. Pemahaman dari konseli, ketepatan analisis konselor, serta
penyediaan informasi yang akurat amat diperlukan sehingga konseli mampu memilih
dan mengambil keputusan yang tepat didalam mengembangkan potensinya secara
optimal. Jangan sampai keputusan yang diambil konseli ternyata tidak sesuai
dengan potensinya sehingga menimbulkan masalah baru bagi dirinya dikemudian
hari. Tujuan dari perencanaan individual yaitu untuk membantu konseli agar :
1.
memiliki pemahaman tentang diri
dan lingkungannnya
2.
mampu merumuskan tujuan,
perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya.
3.
dapat melaksanakan kegiatan
berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yng telah dirumuskan sebelumnya.
Contoh riil yang
bisa kita terapkan untuk pelayanan atau metode ini adalah :
Ø Konseli siswa SMP
Untuk siswa SMP memang tidak akan serumit siswa SMA, biasanya
masalah yang timbul pasti masih disekitar pemanfaatan keterampilan belajar,
memilih kursus atau pelajaran tambahan yang tepat, atau memahami nilai belajar.
Untuk menghadapi masalah seperti ini dapat dilakukan beberapa upaya atau
beberapa tindakan yang sifatnya membimbing.
1.
menyuruh siswa untuk menuliskan
nilai raport terakhir yang masih belum memuaskan.
2.
Siswa menuliskan target yang
akan dicapai untuk nilai pelajaran yang masih belum memuaskan.
3.
siswa menuliskan masalah apa
saja yang sering menggangu proses belajar.
4.
siswa menuliskan berapa jam dia
belajar dalam sehari atau seminggu.
5.
memberikan pertanyaan berupa
Pilih pernyataan yang anda lebih senangi [jujur]:
a.
target tercapai dengan belajar
yang sesungguhnya
b.
target tercapai dengan belajar
yang seadanya
c.
target tercapai dengan tidak
belajar
a.
belajar berkelompok
b.
belajar sendiri
c.
tidak belajar
a.
belajar sesungguhnya target
belum tercapai
b.
belajar seadanya target
tercapai
dengan langkah dan pertanyaan tersebut kita bisa menganalisis
tipe-tipe siswa yang ada disuatu kelas SMP. Lalu memberikan analisis yang
dibuat kepada siswa agar siswa mengetahui bagaimana kepribadian mereka
masing-masing. Misalnya sebagai contoh ada siswa yang memberikan jawaban a, b,
b . ini dapat diartikan bahwa siswa tersebut memiliki tujuan yang baik tetapi
siswa tersebut belum memiliki pemahaman terhadap nilai belajar dan sifatnya
cenderung tidak konsisten lalu kepribadiannya cenderung ambisius karena lebih
mementingkan hasil dari pada proses. Anak seperti sangat rentan terhadap emosi
apabila target dia tidak tercapai. Bila siswa seperti ini tidak diberi
pemahaman terhadap nilai belajar maka sangat mungkin hal itu dapat menjadi
hambatan buat masa depannya. Dan jawaban lain pun dapat kita analisis se
objektif mungkin.
Ø Konseli Siswa SMA
Masalah yang biasa timbul pada siswa adalah penentuan jurusan, baik
itu jurusan di SMA yaitu IPA/IPS/Bahasa, maupun jurusan untuk jenjang perguruan
tinggi. Biasanya siswa masih bingung terhadap bakat yang mereka miliki lalu
jurusan apa yang sesuai dengan karakternya. Jika ini terus dibiarkan maka akan
timbul rasa kegelisahan pada diri mereka, ini tentu tidak baik bagi proses
pembelajaran yang sedang berlangsung karena tentunya mereka tidak akan focus
terhadap aktivitas apa yang sedang dilakukan. Untuk mencarikan solusi terhadap
masalah ini maka bisa dilakukan beberapa cara/langkah misalnya :
1.
menyuruh siswa menuliskan sifat
baik dan buruknya
2.
siswa menuliskan kelebihan dan
kelemahan mereka di bidang pelajaran
3.
tukarkan apa yang mereka tulis
dengan teman terdekatnya
4.
menyuruh siswa untuk
mengecek/mengoreksi/menambahkan apa yang telah teman mereka catat.
Dengan penilaian
teman dekatnya biasanya siswa lebih dipercayai dibandingkan dirinya sendiri
maupun guru. Karena dalam sehari-hari aktivitas dari siswa memang tidak terlalu
jauh dengan temannya. Dengan demikian mereka akan mengetahui sifat atau
karakter pribadinya lalu kelemahan dan kelebihan dirinya. Setelah itu tugas
kita adalah menyesuaikan karakter dan kelebihan mereka dengan jurusan yang akan
ditempuh. Maka mereka mempunyai sedikit gambaran terhadap jurusan apa yang akan
mereka ambil.
Pada intinya focus pengembangan
perencanaan individual itu adalah hal-hal yang berkaitan dengan aspek akademik,
peluang karir, dan social-pribadi. Maka masalah yang dikemukakan diatas sangat
cocok untuk menerapkan program perencanaan individual agar si konseli dapat
meningkatkan atau mengembangkan potensi pribadinya serta ditunjang dengan
kemantapan minat dan ketepatan perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://alirsyadpwt.com/content/remaja-selalu-cemas
0 komentar:
Posting Komentar